Pendaftaran.id – Indonesia berada di atas “cincin api” yang aktif, namun seberapa siap kita menghadapi ancaman yang tak terlihat? Sebuah kolaborasi tingkat tinggi antara Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), BNPB, HAGI, dan pakar geologi dunia mencoba menjawab pertanyaan ini. Melalui kuliah umum bertajuk “Bridges Over Troubled Waters: Experiments with Full-spectrum Geohazard Risk Reduction in Indonesia”, Profesor Ron A. Harris dari Brigham Young University membedah realitas risiko geohazard di nusantara.
Kesenjangan Kesiapsiagaan: Masalah Utama Indonesia
Profesor Ron A. Harris, seorang ahli geofisika dengan reputasi global, menyoroti fakta yang mengkhawatirkan: tingkat risiko gempa bumi dan tsunami di Indonesia yang sangat tinggi tidak diimbangi dengan tingkat kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Fenomena seismic gap—wilayah di jalur patahan aktif yang sudah lama tidak mengalami gempa besar—berpotensi menyimpan energi dahsyat yang bisa lepas kapan saja.
Kolaborasi Lintas Sektor sebagai Kunci Mitigasi
Dr. Iman Suardi, M.Sc., Kepala Program Studi Geofisika STMKG, sepakat bahwa upaya mitigasi harus menjadi gerakan bersama. “Kuliah umum ini bukan sekadar diskusi, melainkan wadah untuk merumuskan langkah strategis demi meminimalkan dampak bencana di masa depan” ujarnya.
Antusiasme para taruna/i dan dosen dalam sesi diskusi membuktikan bahwa kesadaran di tingkat akademis sudah tinggi. Kini, tantangannya adalah menerjemahkan semangat dan pengetahuan ini menjadi aksi nyata yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.